Senin, 09 Februari 2009

Lirik Lagu Tak Perku Keliling Dunia

Tak Perlu Keliling Dunia (OST Laskar Pelangi)
oleh: Gita Gutawa
var lirik_id = '279278';
var type_prog = 'lirik';
var type_prog_uc = 'Lirik';
var lirik_url = 'http://www.kapanlagi.com/lirik/artis/gita_gutawa/tak_perlu_keliling_dunia_%2528ost_laskar_pelangi%2529';
var have_artist = false;
var have_print = true;
var print_url = 'http://www.kapanlagi.com/print/gita_gutawa_tak_perlu_keliling_dunia_(ost_laskar_pelangi)';



KIRIM EMAIL KE TEMAN
Informasikan ke teman-teman Anda mengenai Lirik dibawah melalui email.
Nama Anda
Alamat Email Anda
Kirim Ke
Nama
Email
kirim copy ke email saya

Kapur putih yang pucat Terasa penuh warnaDan pelangi yang enggan datang pun berbinarKertas putih yang pudarTertulis seribu kataDan ku ungkap semua yang sedang ku rasaDengarkanlah kata hatikuBahwa ku ingin untuk tetap disiniTak perlulah aku keliling duniaBiarkan ku disiniTak perlulah aku keliling duniaKarna ku tak mau jauhDarimuDunia boleh tertawaMelihatku bahagiaWalau ditempat yang kau anggap tak biasaBiarkanlah aku bernyanyiBerlari berputar menari disini(Tak perlulah aku keliling dunia)Tak perlulah aku keliling duniaKarna kau disiniTak perlulah aku keliling duniaKaulah segalanya bagikuDi Duniaaa.. Aaa.. Aaa.. Aaa.. Aaa..(Tak perlulah aku keliling dunia)Tak perlulah aku keliling duniaKaulah segalanya bagikuuu. Uuu..Di dunia..

Identitas Gita Gutawa

Gita Gutawa - Album Kembang PerawanJanuari , 2007
Aluna gita gutawa, lahir di Jakarta 11 Agustus 1993, populer dengan nama Gita Gutawa,Ia adalah putri dari komposer musik dan musisi terkenal Erwin Gutawa, Gita belajar olah vokal semenjak kelas 4 SD dengan Chaterina Leimena, Gita juga tercatat sebagai seorang siswi SMP Al Izhar Pondok Labu.serta pernah menjadi duta bangsa di summer camp Swedia, Children International Summer Village
Gadis yang pernah mengisi suara dalam lagu Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah) milik kelompok ADA Band ini tengah mempersiapkan albumnya yang berjudul Kembang perawan, dengan hits single ”Kembang Perawan” dan “Bukan permainan”.
Dalam membuat album self-titlednya itu, gadis yang punya vokal sopran ini terlihat tak terburu-buru. sebab ia tak berkeinginan kalau lagu -lagunya terkesan biasa - biasa saja, sehingga ia pun melibatkan banyak nama top dunia musik indnonesia dalam proses pembuatannya, seperti Erwin Gutawa dan Andi Rianto yang bertanggungjawab untuk urusan aransemen , serta beberapa nama lain seperti Glen Fredly, Sarah Silaban, Dewiq, Melly Goeslaw yang didaulat untuk menangani penciptaan lagu, tak hanya itu ia pun juga menyumbang lagu ciptaannya sendiri dalam album tersebut yang ia tulis bersama Doni Sibarani (Vokalis Ada Band).
Gita Gutawa - Bukan Permainan
Bila nanti aku pergiJangan lagi panggil ku kembaliBila nanti aku pergiTakkan ada cinta kita lagi
Kita bisa balik lagi, pisah lagiApa kau mengertiBahwa ini bukanlah…Bukan permainan… an…
Kau tak bisa buatku menangis lagiKau tak bisa buatku bersedih lagiTanpa aku kau akan baik sajaTanpa kamu ku akan baik saja
Kau tak bisa buatku menangis lagi… ii…
Bila nanti kau sendiriJangan ingat-ingat aku lagi
Kita bisa balik lagi, pisah lagiApa kau mengertiBahwa ini bukanlah…Bukan permainan… an…
Kau tak bisa buatku menangis lagiKau tak bisa buatku bersedih lagiTanpa aku kau akan baik sajaTanpa kamu ku akan baik saja
Bila nanti aku pergiTanpa aku kau akan baik sajaJangan lagi panggil ku kembaliTanpa kamu ku akan baik saja
Bila nanti aku pergiTanpa aku kau akan baik sajaTakkan ada cinta kita lagiTanpa kamu ku akan baik saja
Kau tak bisa buatku menangis lagiKau tak bisa buatku bersedih lagiKau tak bisa buatku menangis lagiKau tak bisa buatku bersedih lagi
Bila nanti aku pergiJangan lagi panggil ku kembali
Bila nanti kau sendiri…Jangan ingat-ingat aku lagi…
Gita Gutawa - Kembang Perawan
Ketika surya menampakkan cahayanyaKu gapai hari terangkuMenanti sebuah ceritaYang pasti akan terjadi di diriku
Kini ku mulai mengerti artinya cintaWalau senda tawaNamun hatiku mulai merasaBila dekat lelaki aku pun malu…
Akulah kembang perawaningin mulai merasaPerasaan yang pastimilik semua insan
Aku mulai jatuh cintaPapa biarlah akumenikmati semua anugerahdi hidupku…

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Summary rating: 2 stars (79 Tinjauan)
Kunjungan : 3926
Comments : 0
kata : 900

oleh : anin
Pengarang : Elvira Syamsir Diterbitkan di: Maret 19, 2008
Ilmuwan yang berpikir filsafati,
diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan, mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh sehingga lebih arif dalam memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang ditekuninya, termasuk pemanfaatannya bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, maka proses pendidikan hendaknya bukan sekedar untuk mencapai suatu tujuan akhir tapi juga mem-pelajari hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Sehingga, ilmuwan selain sebagai orang berilmu juga memiliki kearifan, kebenaran, etika dan estetika. Secara epistemologis dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan yang ada saat ini merupakan hasil dari akumulasi pengetahuan yang terjadi dengan pertumbuhan, pergan-tian dan penyerapan teori. Kemunculan teori baru yang menguatkan teori lama akan memperkuat citra sains normal. Tetapi, anomali dalam riset ilmiah yang tidak bisa dise-lesaikan oleh paradigma yang menjadi referensi riset, menyebabkan berkembangnya paradigma baru yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya (mela-hirkan revolusi sains). Tumbuh kembangnya teori dan pergeseran paradigma adalah po-la perkembangan yang biasa dari sains yang telah matang. Berkembangnya peralatan analisis juga mendorong semakin berkembangnya ilmu. Contoh epistemologi ilmu dimana terjadi perubahan teori dan pergeseran paradigma terlihat pada perkembangan teori atom, teori pewarisan sifat dan penemuan alam semesta. Dalam perkembangan ilmu, suatu kekeliruan mungkin terjadi terutama saat pembentukan paradigma baru. Tetapi, yang harus dihindari adalah melakukan kesalahan yang lalu ditutupi dan diakui sebagai kebenaran. · Perkembangan teori atom Konsep atom dicetuskan oleh Leucippus dan Democritus (abad ke-6 SM): materi (segala sesuatu di alam) secara fisik disusun oleh sejumlah benda berukuran sangat kecil (atom). Atom merupakan partikel yang sangat kecil, padat dan tidak bisa dibagi, bergerak dalam ruang dan bersifat abadi. Menurut John Dalton (1766–1844) setiap unsur kimia dibentuk oleh partikel yang tak bisa diurai (atom). Pergeseran paradigma terjadi ketika ternyata dibuktikan bahwa atom masih bisa dibagi dan memiliki elektron (J.J. Thomson,1856–1940) dan proton (E. Goldstein, 1886). Pengetahuan bahwa atom bisa dibagi membuat ilmuwan lalu mereka-reka struktur atom. Thomson, menganalogikan atom seperti roti tawar dengan kismisnya, dimana elektron dan partikel positif terdistribusi merata. Dari penelitian E. Rutherford (1871-1937) disimpulkan bahwa elektron mengorbit mengelilingi nukleus. Postulat ini diperbaiki oleh J. Chadwick (1891–1974): atom memiliki sebuah inti yang terdiri dari nuklei, dan elektron-elektron yang mengorbit mengelilinginya; dan lalu disempurnakan oleh Niels Bohr yang mempertimbangkan efek kuantisasi energi atom. Teori-teori atom dan strukturnya masih terus disempurnakan. Saat ini mulai terjadi anomali yang menggugat paradigma yang sudah ada. Murray Gell-Mann (1964) mengatakan, proton dan netron masih bisa dibagi menjadi quark. · Perkembangan teori pewarisan sifat Pemikiran tentang pewarisan sifat sudah ada sejak jaman dulu. Plato dengan paham esensialismenya menjelaskan, setiap orang merupakan bayangan dari tipe ideal. Esensinya, manusia adalah sama dan keragaman di dunia tidak ada artinya. Perkembangan teori ini diawali dengan dilema yang dihadapi Darwin: apa penyebab variasi dan apa yang mempertahankan variasi? Menurut F. Galton, setiap anak menuju kecenderungan rata-rata dari sifat induknya. Sifat-sifat hereditas konti-nyu dan bercampur, anak adalah rata-rata dari kedua orang tua, maka variasi tidak ada. Sementara menurut Darwin, keragamanlah yang penting, bukan rata-rata tetapi Darwin belum bisa menjelaskan mengapa keragaman tersebut bisa terjadi. Hipotesa sementaranya menjelaskan bahwa kopi sel dari setiap jaringan yang dimasukkan ke dalam darah (gemmules)-lah yang memproduksi keragaman ketika gemmule dibentuk dan dikonversi kembali menjadi sel tubuh pada saat reproduksi. Tapi, perjalanan sejarah ilmu perkembangan sel selanjutnya membuktikan bahwa hipotesis ini salah. Mendell yang melakukan persilangan kacang dan menghasilkan varietas yang berbeda, mulus dan keriput tapi tidak ada yang di tengah-tengah, menyimpulkan bahwa sifat-sifat yang diturunkan bersifat diskrit, ada yang dominan dan ada yang resesif, tapi tidak bisa bercampur. Teori inilah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pe-ngembangan teori pewarisan sifat. · Perkembangan teori tata surya Prediksi peredaran matahari, bintang, bulan dan gerhana sudah dilakukan bangsa Baylonia, 4000 tahun yang lalu. Kosmologi Yunani (4SM) menyatakan bumi pusat dan semua benda langit mengitari bumi. Konsep ini dipatahkan Copernicus (1473-1543) yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat sistem tata surya dan bumi bergerak mengelinginya dalam orbit lingkaran. Teori Copernicus menjadi lan-dasan awal pengembangan ilmu tentang tata surya. Seorang ilmuwan berada pada posisi dimana dia memiliki pengetahuan yang berdasarkan pada fakta (factual knowledge). Tetapi, fakta itu tidak berarti walaupun bisa menjadi instrumen jika tidak diaplikasikan. Aplikasi dari suatu kajian ilmu hendak-lah mempunyai nilai kegunaan (aksiologis) yang memberi makna terhadap kebenaran atau ke­nyataan yang dijumpai dalam seluruh aspek kehidupan Kajian filsafat berkenaan dengan pencarian kebenaran fundamental. Seorang ilmuwan, hendaklah mengkaji kebenaran fundamental dari suatu alternatif pemecahan masalah yang disodorkannya. Seorang ilmuwan juga memiliki tanggung jawab sosial untuk memberi perspektif yang benar terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi dan alternatif pemecahannya secara keilmuan kepada mayarakat awam. Dengan penguasaan ilmunya, seorang ilmuwan juga hendaknya bisa mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seharusnya mereka sadari. Sebagai contoh, kajian Ilmu bioteknologi, revolusi hijau (bibit unggul, pestisida, pupuk kimia) dan tanaman transgenik telah meningkatkan factual knowledge yang dimi-liki. Tetapi, ketika akan diaplikasikan ke masyarakat sebagai alternatif untuk mengatasi masalah, misalnya aplikasi tanaman transgenik untuk mengatasi produksi pangan yang terus menurun, maka kita perlu mempertanyakan kebenaran fundamental yang ada dibelakangnya. Apa penyebab masalah yang sebenarnya? Apa saja alternatif pemecahan ma-salahnya? Apakah alternatif yang diajukan memang alternatif terbaik untuk mengatasi masalah? Bagaimana kajian keuntungan dan resiko dari alternatif yang dipilih ini? Bagaimana dampaknya terhadap kemanusiaan, lingkungan, ekonomi dan sistim sosial masyarakat? Hal-hal ini harus dipelajari dan dijawab oleh ilmuwan sebelum alternatif ini benar-benar dipilih untuk mengatasi suatu masalah. Sehingga tidak terjadi kasus dimana aplikasi dari suatu factual knowledge ternyata pada akhirnya menimbulkan dampak negatif bagi manusia, lingkungan, sosial ataupun aspek lain dari kehidupan masyarakat

Minggu, 08 Februari 2009

Globalisasi Pendidikan


GLOBALISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Oleh Indra Januar S, TL UI ‘06


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.
Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
Oleh karena itu, hendaknya pemerintah yang dalam hal ini sebagai pengemban amanat rakyat, dapat bergerak cepat menemukan dan memperbaiki celah – celah yang dapat menyulut gejolak tersebut. Salah satunya dengan cara menjadikan pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan pendidikan yang murahan tanpa kualitas. Hal ini memang sudah dimulai di beberapa daerah di Indonesia yang menyediakan sekolah unggulan berkualitas yang bebas biaya. Namun hal tersebut baru berupa kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika pemerintah pusat menerapkan kebijakan tersebut dalam skala nasional . Untuk dapat mewujudkan hal tersebut pemerintah perlu melakukan pembenahan terutama dalam bidang birokrasi. Korupsi mesti segera diberantas, karena korupsi merupakan salah satu yang menghancurkan bangsa ini. Dengan menekan angka korupsi di Indonesia yang masuk jajaran raksasa korupsi dunia, diharapkan dapat memperbesar alokasi dana untuk pendidikan. Globalisasi dalam dunia pendidikan saat ini memang diperlukan untuk menghadapi tantangan global. Namun demikian globalisasi pendidikan hendaknya tidak meninggalkan masyarakat kita yang masih termasuk golongan lemah agar kemajuan bangsa ini dapat menikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.